Agama Islam sangat memerhatikan kebersihan dan kesucian.
Bagi umat Islam sendiri, bersuci merupakan hal penting karena menjadi salah satu syarat shalat.
Sebagai tempat untuk bersuci, membersihkan diri, hingga buang air, tentu saja tata letak WC harus diperhatikan.
Maka dari itu, tata letak WC menurut Islam punya aturan khusus yang diterapkan.
Tata letak WC menurut Islam memiliki panduan yang didasarkan pada adab buang air dalam syariat Islam.
Berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam tata letak WC menurut Islam.
Akibat Jika Tata Letak WC Tidak Sesuai Syariat Islam!
(Sumber: Paxels/Max Vakhtbovycn)
Tata letak WC yang dibangun tidak sesuai ajaran Islam dapat menimbulkan beberapa konsekuensi berikut, di antaranya adalah:
1. Dapat Mengurangi Kesempurnaan Bersuci
Tata letak WC yang tidak sesuai seperti terlalu dekat dengan tempat ibadah hingga fasilitas yang tidak memadai dapat mengganggu proses bersuci.
Air yang digunakan berisiko tercemar najis secara tidak sengaja dapat membuat seseorang tidak sempurna saat bersuci.
Fasilitas yang kurang memadai seperti terlalu sempit juga membuat bersuci jadi terburu-buru dan tidak nyaman.
Anda butuh menyediakan ruang dan fasilitas yang cukup untuk menghindarinya.
2. Melanggar Adab yang Diajarkan dalam Islam
Islam mengajarkan umatnya untuk memerhatikan adab, salah satunya dalam buang air.
Jika WC menghadap atau membelakangi kiblat, maka sama saja dengan melanggar adab dalam Islam.
Hal ini karena kiblat merupakan salah satu arah yang disucikan.
Kiblat digunakan sebagai pedoman shalat dan ibadah lainnya.
3. Mengurangi Nilai Keberkahan
WC yang dibangun tidak sesuai syariat Islam dapat mempengaruhi kesempurnaan bersuci.
Kesempurnaan bersuci tersebut dapat berkurang karena arah yang tidak tepat, buruknya sistem pembuangan, atau kurangnya privasi dalam WC.
Sementara jika bersuci tidak sempurna, maka akan memengaruhi ibadah yang kita lakukan.
Akibatnya, kekhusyukan ibadah terganggu dan nilai keberkahannya pun dapat berkurang.
4. Area Suci dan Najis Berisiko Tercampur
Air dari WC yang mengalir ke area wudhu karena tidak terpisah memiliki risiko lebih tinggi dengan tercampurnya najis dengan area ibadah.
Hal tersebut berakibat pada sah atau tidaknya bersuci.
Karena adanya kemungkinan air atau kotoran menyebar melalui kaki atau cipratan.
Akibatnya, ini dapat mencemari area yang seharusnya dijaga tetap suci.
5. Berpotensi Menimbulkan Fitnah
Dalam Islam, dianjurkan membangun WC terpisah untuk keluarga dan tamu.
Pasalnya, jika disatukan akan membuat tamu atau penghuni kurang nyaman akibat terganggunya privasi.
Untuk menghindari terjadinya fitnah, maka dianjurkan membangun WC sesuai syariat Islam.
Tata letak WC yang tidak sesuai syariat Islam juga dapat menimbulkan kesalahpahaman terhadap sang pemilik rumah, sehingga berpotensi fitnah.
Seperti Apa Tata Letak WC Menurut Islam?
(Sumber: Pexels/Max Vakhtbovycn)
Islam mengatur serangkaian tata cara dalam bersuci, termasuk di dalamnya tata letak WC.
Jika Anda ingin membangun WC yang sesuai dengan syariat Islam, maka perhatikanlah aspek-aspek berikut ini:
1. Tidak Menghadap atau Membelakangi Kiblat
Dalam sabda Rasulullah SAW disebutkan bahwa saat buang air jangan menghadap ke kiblat atau membelakanginya.
Baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Sebaiknya kencing dan buang air besar dilakukan menghadap ke arah timur.
Maka dari itu, sebelum menyusun tata letak WC, penting untuk memastikan ke arah mana kloset akan dibuat.
2. Tidak Terlalu Dekat dengan Ruang Tamu
Dalam sebuah Hadist, dijelaskan bahwa Rasulullah buang air di tempat yang jauh dan jarang dilalui banyak orang.
Sikap tersebut diartikan bahwa WC harus tertutup dan dibangun tidak berdekatan dengan
ruang yang dilalui banyak orang, misalnya ruang tamu.
Posisi WC yang berjauhan dengan ruang tamu juga menghindari dari aurat yang terlihat oleh tamu yang bukan mahram.
Tata letak WC juga sebaiknya tidak terlalu dekat dengan kamar tidur untuk menjaga kenyamanan dan kebersihan.
3. Tidak Terlalu Dekat dengan Dapur
Posisi WC yang terlalu dekat dengan dapur dapat mengganggu selera makan.
Hal ini karena dikhawatirkan aroma dari WC akan tercium saat kita makan.
Alasan lainnya adalah WC merupakan ruang berkumpulnya kuman.
Sementara dapur adalah tempat kita memasak yang mengharuskannya tetap bersih dan higienis.
4. Memisahkan Tempat Wudhu dan WC untuk Buang Hajat
Rasulullah SAW bersabda bahwa janganlah seorangpun di antara kamu membuang air kecil di air tergenang yang tidak mengalir, kemudian dia mandi di dalamnya.
Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya memisahkan tempat wudhu dan WC.
Dengan memisakan dua area tersebut, maka kita dapat memastikan kebersihannya terjaga, dan proses bersuci sesuai dengan syariat Islam.
Jika Anda ingin membangun WC yang sesuai dengan syariat Islam, maka hal ini menjadi aspek penting yang harus diperhatikan.
5. Memisahkan WC Tamu dan Keluarga
WC keluarga bersifat sangat pribadi, terutama bila ada anggota keluarga perempuan usia akil baligh.
Sehingga jangan sampai banyak orang luar yang masuk di dalam WC untuk keluarga.
Pasalnya, setiap anggota keluarga harus menjaga privasi dan kebersihan area pribadi mereka.
Maka lebih baik WC keluarga dan tamu dibuat terpisah untuk menjaga kenyamanan kedua belah pihak.
Konsultasikan ke Arsitek Hijau!
(Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio)
Demikian pembahasan mengenai tata letak WC yang baik menurut Islam.
Bangunlah atau renovasi tata letak WC yang sesuai dengan syariat Islam, dengan berkonsultasi dengan ahlinya.
Tidak perlu khawatir, tim ahli dari Arsitek Hijau memiliki pemahaman mendalam tentang tata letak WC yang sesuai.
Arsitek Hijau merupakan jasa konsultasi arsitek rumah dengan pengalaman lebih dari 10 tahun.
Kami siap membantu Anda mewujudkan tempat tinggal idaman sampai tahap pembangunan.
Selain untuk WC, prinsip tata letak yang Islami juga berlaku di ruang lain seperti dapur.
Untuk inspirasi lebih, simak panduan kami tentang tata letak dapur menurut Islam.
Wujudkan WC rumah yang fungsional, nyaman, serta memenuhi semua aspek syariat Islam bersama Arsitek Hijau.